Selasa, 22 Desember 2015

Bahasa



“Bahasa itu bersifat arbitrer atau mana suka,” begitu kata dosen linguistik saya di setiap semester berulang kali.

Maksudnya, bahasa berkembang berdasarkan kesepakatan penggunanya. Tak heran jika kata ‘duduk’ oleh orang jawa disebut lunggUh, orang madura menyebutnya tϽjuk, orang sunda menyebutnya dengan ceulik dan orang Inggris menyebut dengan sit down. Tak ada yang salah, karena bahasa adalah hak semua bangsa.

Di atas hanya proses pembentukan bahasa. Lantas bagaimana kemudian bahasa itu dipergunakan (tak perlu tanda tanya)
**

Minggu, 13 Desember 2015

Jangan Catut Nama Hantu



Ketika masih anak-anak, saya pernah memiliki penyakit sulit tidur atau insomnia (istilah insomnia baru saya kenal saat remaja) , ketika bisa tertidur pun kerap terbangun gara-gara  secara tiba-tiba sesak napas. Kata kakak namanya ketindihan, penyebabkan ada makhluk halus yang menduduki dada. Katanya juga makhluk itu bisa dilihat dengan doa tertentu. Maka sepanjang malam saya habiskan dengan imajinasi yang luar biasa, hingga kadang berbicara sendiri. Ibu mengira saya punya teman. Teman itu bukan teman biasa melainkan makhluk halus atau lebih familiar disebut hantu.