“Bahasa
itu bersifat arbitrer atau mana suka,” begitu kata dosen linguistik saya di
setiap semester berulang kali.
Maksudnya, bahasa
berkembang berdasarkan kesepakatan penggunanya. Tak heran jika kata ‘duduk’
oleh orang jawa disebut lunggUh, orang madura menyebutnya tϽjuk, orang sunda
menyebutnya dengan ceulik dan orang Inggris menyebut dengan sit down. Tak ada yang
salah, karena bahasa adalah hak semua bangsa.
Di atas hanya proses
pembentukan bahasa. Lantas bagaimana kemudian bahasa itu dipergunakan (tak
perlu tanda tanya)
**