“Bahasa
itu bersifat arbitrer atau mana suka,” begitu kata dosen linguistik saya di
setiap semester berulang kali.
Maksudnya, bahasa
berkembang berdasarkan kesepakatan penggunanya. Tak heran jika kata ‘duduk’
oleh orang jawa disebut lunggUh, orang madura menyebutnya tϽjuk, orang sunda
menyebutnya dengan ceulik dan orang Inggris menyebut dengan sit down. Tak ada yang
salah, karena bahasa adalah hak semua bangsa.
Di atas hanya proses
pembentukan bahasa. Lantas bagaimana kemudian bahasa itu dipergunakan (tak
perlu tanda tanya)
**
Seorang teman saya, dalam
skripsinya melakukan penelitian pada gaya bahasa Joko Widodo saat masa kampanye
2014 lalu. Penelitiannya difokuskan pada retorika bahasa atau seni berbahasa. Empat
kali debat publik, pidato politik serta sambutan Jokowi di Gelora Bung Karno (GBK)
saat kampanye penutupan menjadi bahan penelitian. Pengamatan tidak hanya bada
bahasa, pemihan kata, mimik, gerstur, hingga intonasi turut diamati.
“Retorika bahasa Jokowi
itu jelek.” Begitu kesimpulan penelitian yang kemudian memberi gelar S.S (Sarjana
Seeeeeeeeeperlunya) di belakang namanya. Teman saya ini menolak eksis tapi
sebut saja namanya Kholila S.S
Kesimpulan tentang
retorika bahasa Jokowi tentu bukan black
campain seperti pada media Obor Rakyat. Juga tidak bisa dikenai pasal
pencemaran nama baik, lah wong ini penelitian
untuk kepentingan akademis. Saya juga tidak bisa dikenai Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) kan saya ngutip
skripsi yang disusun dengan teori aneka macam. Weeek...
Orang yang akhirnya
jadi presiden pembaca sekalian itu (baca:Jokowi) dalam skripsi ini, dijelaskan memiliki
kosa kata yang terbatas. Mimik, intonasi serta pemilihan kata yang sama pada
setiap kesempatan mengindikasikan ia terpacu pada teks. bahasa sederhananya
sama dengan pidato hafalan. Gitu sih katanya.
Teman saya ini juga
menegaskan, “Retorika Jokowi ini sebenarnya hampir sama dengan Soeharto.” Hampir
sama itu memang tak sama tetapi mendekati. Jokowi dengan kendesoannya dan
soeharto dengan khas militernya. Persamaanya, keduanya selalu mengatasnamakan
rakyat dalam setiap pidato. Soeharto sudah terbukti lah ya, kata rakyat hanya
dijadikan embel-embel mencapai proyek pribadi. Nah gimana Jokowi, jawab sendiri
saja atau tanyakan pada rumput yang bergoyang. Saya kan bukan pengamat politik.
Saya tak mau membahas
terlalu jauh tentang skripsi ini karena saya belum membacanya. Dalam otak saya
merasa tentu membosankan membaca skripsi selain karena tebal, bahasanya baku
dan datanya juga sangat banyak. Tunggu saja saya buat skripsi yang tak banyak
data, biar banyak doa saja.
Sepertinya tulisan
ini masih terlalu pendek untuk diakhiri, yasudah lanjut cerita zaman dahulu kala,.
Pada masa pemerintahan Orde
Baru, bahasa digunakan sebagai media politik dan dinilai berhasil saat itu. (percaya?
Skeptis lah, baca skripsi dulu) Soeharto sepertinya paham betul cara
memanfaatkan bahasa. Ia bisa membuat rakyat tersenyum saat berpidato tentang
program sapi untuk rakyat, jalan untuk rakyat, dan program lain-lainnya yang
tentu untuk rakyatnya. Iya rakyatnya tapi kenapa harus digarisbawahi.
Pemerintahan Orba juga menaruh
curiga, bahwa sautu waktu bahasa bisa menghancurkannya. Sebagai antisipasi, dengan
kekuasaanya dibuatlah filter pada media-media massa. Penggunaan diksi yang
dinilai provokatif dilarang, jika dengan jelas mengkritik dibredel. Tak hanya
media, aturan ini juga berlaku untuk mulut-mulut yang tak mau diatur. Maka jika
kau main-main dengan mulutmu, besok kau akan mati tertembak. Keren ya bapak pembangunan ini, tak
perlu pasal pencemaran nama baik untuk melarang kritik.
**
Saya bingung harus
mengakhiri tulisan ini. Pertanyaan saya percayakah kalian pada kekuatan bahasa?
*Tulisan ini diajukan guna melengkapi tantangan Writing Challange bersama kawan-kawan Persma Jember-Jogja
Aku percaya kok, Kak. Bahkan, aku juga percaya kalo bahasa mengandung kekuatan gaib.
BalasHapussoeharto juga ndeso. Dari hidup di sebuah desa di Solo dan percaya pada hal-hal klenik. Ndeso yang rejeki kuto. Tapi, toh kita mempermasalahkan ke-ndesoan?
BalasHapusشركة مكافحة حشرات بالرياض
BalasHapusالحشرات الضارة قد تقوم بالضرار او الامراض ولكن عليك مكافحة تلك الحشرات من بق الفراش ،الصراصير ، النمل بكل الانواع ، الفئران والقوارض ، مكافحة الوازغ ، مكافحة الحشرات الطائرة من ناموس وهاموش و ذباب ،ايضا مكافحة الحمام.
شركة مكافحة الفئران بالرياض
شركة مكافحة النمل الابيض بالرياض
شركة رش دفان بالرياض
شركة رش مبيدات بالرياض
شركة مكافحة النمل الاسود بالرياض
شركة مكافحة بق الفراش بالرياض
اسعار شركات مكافحة الحشرات بالرياض